Jumat, 30 Juli 2010

Diabetes

   DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)

Diabetes adalah suatu kondisi yang ditandai meningkatnya kadar gula dalam darah (hyperglycemia) sehingga menimbulkan risiko kerusakan microvascular (retinopathy, nephropathy dan sakit saraf). Dan macrovascular (stroke, tekanan darah tinggi dan kelainan jantung)

Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM(mg/dl[2]

Kadar gula darah acak
Plasma vena
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
<110
110 - 199
>200
Darah kapiler
<90
90 - 199
>200
Kadar gula darah puasa
Plasma vena


<110


110 - 126


>126
Darah kapiler
<90
<90 - 109
>110


PENYEBAB

Penyebab diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.

JENIS DIABETES MELLITUS ADA 2

* TIPE 1

Diabetes mellitus tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

* TIPE 2

Diabetes mellitus tipe 2 — dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin") — terjadi karena kombinasi dari "kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya sensitifitas terhadap insulin"(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkan reseptor insulin di membran sel.

GEJALA-GEJALA DIABETES MELLITUS

1. POLYURIA
   polyuria berarti penderita mengalami banyak kencing(sering kencing).
2. POLYDIPSIA
   akibat banyak kencing sehingga penderita mengalami haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi)
3. POLYPHAGIA


Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi)

OBAT-OBAT ANTI DIABET
Pada diabetes mellitus terdapat kekurangan insulin secara absolute atau relative yang akan mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah dan menimbulkan komplikasi serius termasuk kelemahan dan penurunan berat badan karena lipolisis dan proteolisis otot, ketoasidosis akibat penumpukan benda keton.


Insulin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel β langerhans di pancreas. Sekresinya dirangsang oleh beberapa stimulus dan yang terkuat adalah glukosa darah yang tinggi (hiperglikemi)


SEDIAAN INSULIN


*    Short acting insulin
Merupakan larutan insulin sederhana dengan mula kerja 30 menit menghilang dalam 8 jam.
Contoh obat : actrapid

*    Intermediate dan long acting insulin
Lama kerjanya antara 16 – 35 jam.
Contoh obat : insulatard

*    Isophane insulin (NPH)
Lama kerjanya sekitar 20 jam

*    Biphasic fixed mixture insulin
Merupakan campuran insulin larut dan isophane dengan berbagai perbandingan misalnya 30% insulin larut dan 70% isophane

*    Ultralente

Merupakan suspensi kristal Zn insulin yang lama kerjanya mencapai 35 jam.


OBAT ANTIDIABET ORAL
*    Glipizid dan glicazid
Mempunyai waktu paruh yang pendek
Dosis 2,5 – 5 mg sehari sebelum makan pagi atau siang.

*     Glibenclamid
Waktu paruh lebih panjang dan diberikan satu kali sehari. Mempunyai efek samping gangguan saluran pencernaan dan rash bisa terjadi tetapi jarang.
Dosis awal pemberian 5 mg sehari satu kali. Diberikan setelah makan pagi. Penderita lanjut usia dosis 2.5 mg. Dosis maksimal 15 mg sehari

*     Repaglinid
Turunan benzamido dengan mula dan lama kerja yang cepat, diminum saat makan untuk menghasilkan kadar insulin yang tinggi saat mencerna dan menghindari hipoglikemi antar waktu makan.
Disis awal 500 microgram, diberikan 30 menit sebelum makan

*     Biguanid
Contoh obat : metformin.
Metformin bekerja di perifer untuk meningkatkan uptake glukosa.
Dosis dewasa atau anak diatas 10 tahun 500 mg pada waktu makan pagi selama 1 minggu. Kemudian 500 mg pada waktu makan pagi dan makan malam untuk  minggu berikutnya. Kemudian 500 mg pada saat makan pagi, siang dan malam. Dosis maksimal 2 gram sehari dalam dosis terbagi.

*     Acarbose
Dosis awal 50 mg sehari, ditingkatkan sampai 50 mg tiga kali sehari, kemudian ditingkatkan sesuai kebutuhan setelah 6 – 8 minggu sampai 100 mg tiga kali sehari. Maksimal 200 mg  kali sehari. Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 12 tahun.

*     Glitazon (Thiazolidindon)
Obat ini meningkatkan sensitifitas insulin dengan berikatan pada reseptor PPAR-γ yang selanjutnya meningkatkan transkripsi gen yang memperantarai kerja insulin.

Pada penderita diabetes mellitus selain kadar gula darah yang tinggi, juga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara pada penderita diabetes, kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi; dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat terlalu rendah. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal in akan merangsang hormon untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadar gula turun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.

gejala-gejala hipoglikemia, antara lain:
  • Berdebar-debar
  • Banyak keringat
  • Gemetar
  • Lemas
  • Rasa lapar
  • Pusing
  • Gelisah
  • Kesadaran menurun
  • Koma

Jika penderita diabetes mellitus mengalami gejala-gejala seperti diatas maka harus segera mendapatkan penanganan yang memadai. Sebagai langkah awal, apabila penderita masih sadar (kesadaran pasien cukup baik), dapat diberikan makanan/minuman yang mengandung karbohidrat/manis (misalnya larutan gula atau kue). Bila pasien tidak sadar, diberikan infuse dekstrosa 50%. Yang penting inti penangan hipoglikemia adalah cepat dan tepat. Supaya kadar glukosa darah segera naik.






Pages:   1 2 3 4 5 6    Range:
Sort by:    Product     Harga Per Satuan Terkecil     Default    

ACTOS 30
CODE: O12
Harga Per Satuan Terkecil : Rp11,650.00
ACTOS



GENERIK

Pioglitazone HCl.


INDIKASI

Kombinasi oral dengan sulfonilurea atau metformin pada penatalaksaan Diabetes Mellitus
tipe 2 pada pasien insufisi kontrol glikemik dengan monoterapi sulfonilurea atau metformin.



PERHATIAN

# Retensi cairan yang menyebabkan gagal jantungpresipitasi atau eksaserbasi.
# Disfungsi hepatoselular.
# Monitor enzim liver.
# Hamil dan laktasi.

Interaksi Obat:

Tidak ada interaksi obat dengan digoksin, warfarin, pnenprocoumon, metformin, dan sulfonilurea.


EFEK SAMPING

Sakit kepala, anemia, berat badan meningkat, artralgia, pusing.


KEMASAN

Tablet 30 mg x 2 x 7


DOSIS

Awal: 1x sehari 15-30 mg. Actos yamg dikombinasikan dengan sulfonilurea atau metformin 1x sehari 15 mg atau 30 mg.


Adecco tab
Harga Per Satuan Terkecil : Rp1,000.00

ADECCO

Komposisi :

Metformin 500 mg


Indikasi :

1. Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan kelebihan berat badan dimana kadar gula tidak bisa dikontrol dengan diet saja. Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan sebagai obat kombinasi dengan sulfonilurea
2. Untuk terapi tambahan pada penderita diabetes dengan ketergantungan terhadap insulin yang simtomnya sulit dikontrol.

Dosis :

3 kali seharí saat makan atau sesudah makan


Sediaan :

Box, 10 strip @ 10 tablet


Benefit :


1.
ADECCO 500 merupakan obat pilihan pertama (first line therapy) diabetes mellitus tipe 2.dan sebagai terapi kombinasi dengan golongan sulfonilurea efektif dalam menurunkan HbA1c.
2. ADECCO 500 efektif dalam menurunkan resiko kardiovaskular sebesar, stroke, kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
3. ADECCO 500 efektif dalam memperbaiki profil lipid, dengan menurunkan kolesterol total, kolesterol jaat (LDL) dan menaikkan kolesterol baik (HDL)
4. ADECCO 500 efektif menurunkan level PAI-1 yang dapat menurunkan resiko kejadian fibrolysis.




AMADIAB 1
CODE: O13
Harga Per Satuan Terkecil : Rp1,850.00
Amadiab




KOMPOSISI :



AMADIAB* ■ AMADIAB® ■ AMADIAB® ■ AMADIAB® ■
Tiap kaplet mengandung glimepirid 1 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 2 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 3 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 4 mg.



FARMAKOLOGI:



Farmakodinamik Glimepirid adalah antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang bekerja dengan merangsang pelepasan insulin dari sel-sel beta pankreas.
Farmakokinetik Glimepirid diabsorpsi hampir sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak (C max) dalam darah dicapai dalam 2-3 jam. Kadar glimepirid darah akan menurun bila diberikan bersama-sama dengan makanan. Volume distribusi glimepirid adalah 8,8 L, dan berikatan dengan protein plasma lebih dari 95%. Glimepirid mengalami metabolisme oksidasi di hati terutama oleh enzim sitokrom P450 II C9. Metabolit glimepirid diekskresi melalui urin sebesar 80-90%, dan sisanya melalui feses.



INDIKASI



Untuk penderita diabetes melitus yang tidak bergantung pada insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus, NIDDM atau diabetes melitus tipe II) yang kadar gula darahnya tidak dapat terkontrol walaupun telah melakukan diet, olahraga, atau dengan program penurunan berat badan.



KONTRA INDIKASI



- Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM, atau diabetes melitus tipe I).
- Diabetik ketoasidosis atau ada riwayat diabetik ketoasidosis.
- Prekoma atau koma diabetikum.
- Hipersensitif terhadap glimepirid, sulfonilurea lain, sulfonamid, penderita yang mempunyai resiko untuk terjadi reaksi hipersensitif.
- Gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Wanit hamil dan menyusui.


ATURAN PAKAI



-
Dosis glimepirid harus dimulai dari dosis terendah dan harus di bawah pengawasan dokter.
-
Bila terjadi kealpaan, misalnya lupa minum obat, tidak boleh dikoreksi dengan dosis yang lebih tinggi.
-
Dosis awal dan dosis pemeliharaan ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar gula darah dan tes urin secara rutin.
* Dosis awal dan dosis titrasi :
Selalu diawali dengan dosis 1 mg glimepirid sekali sehari. Jika perlu dosis dinaikkan secara bertahap berdasarkan monitoring kadar gula darah dan tes urin, dengan interval misalnya satu sampai 2 minggu, yaitu : 1 mg - 2 mg - 3 mg - 4 mg - 6 mg, dan 8 mg pada kasus tertentu (luar biasa).
* Rentang dosis pada penderita diabetes yang terkontrol dengan baik adalah pada dosis 1 sampai 4 mg glimepirid sehari. Hanya sebagian kecil penderita yang memerlukan dosis lebih dari 6 mg sehari untuk dapat mencapai kadar gula darah yang diharapkan.
* Distribusi dosis : waktu dan distribusi dosis ditetapkan oleh dokter. Tetapi biasanya dosis tunggal glimepirid sudah memadai. Glimepirid diberikan segera sebelum makan pagi atau sebelum makan makanan utama yang merupakan makanan pertama pada hari tersebut. Penting diperhatikan agar jangan menggunakan glimepirid tanpa dilanjutkan dengan makan. Pertimbangan lain dalam pemberian dosis : Bila terdapat sensitivitas berupa peningkatan insulin yang berlebihan akibat glimepirid, sebaiknya pemberian glimepirid dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia harus dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang dilakukan secara bertahap, Pemberian dosis sebaiknya disertai dengan perbaikan berat badan dan perbaikan pola makan.
Lama pengobatan Pengobatan dengan glimepirid merupakan pengobatan jangka panjang.


Peralihan dari obat antidiabetik oral lain ke glimepirid :


Tidak terdapat hubungan yang nyata antara dosis glimepirid dengan obat antidiabetik oral lainnya. Harus dipertimbangkan efek potensiasi dan pengaruh duration of action masing - masing obat berkaitan dengan resiko hipoglikemia.



Cara pemberian :


Glimepirid hams ditelan (tanpa dikunyah) dengan air secukupnya (+ 1/2 gelas).



EFEK SAMPING


- Hipoglikemia dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, takikardia, lapar, dan Iain-Iain.
- Mata : gangguan penglihatan yang sesaat.
- Saluran cerna : mual, muntah, perasaan penuh/tertekan pada epigastrium, nyeri abdomen, dan diare.
- Hati : gangguan fungsi hati.
- Darah : dapat terjadi gangguan pada darah walaupun relatif jarang terjadi seperti anemia hemolitik, eritrositopenia, leukopenia, granulositopenia, agranulositosis, trombositopenia, dan pansitopenia,
- Lain-lain : reaksi alergi, misalnya urtikaria atau kulit kemerahan yang dapat berlanjut atau disertai gejala sesak nafas dan hipotensi sampai terjadi syok. Jika gejala urtikaria timbul, dokter harus waspada akan timbulnya gejala-gejala lanjutan tersebut.


PERINGATAN DAN PERHATIAN


Sebelum memulai pengobatan, penderita harus diberitahu efek samping atau resiko penggunaan glimepirid dan pentingnya diet dan atau olah raga agar tercapai kadar gula darah yang diharapkan. Pada minggu-minggu pertama pengobatan dapat terjadi resiko hipoglikemia. Faktor-faktor yang mempermudah timbulnya hipoglikemia adalah :

- Kemalasan/ketidakpatuhan (unwillingness),
- makan tidak teratur, undernutrition, sedang puasa,
- perubahan pola diet,
- mengkonsumsi alkohol (terutama bila disertai intake makanan yang kurang),
- kelainan fungsi ginjal,
- kelainan fungsi hati vang parah,
- dosis berlebihan (overdosis),
- adanya penyakit-penyakit sistim endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat (misalnya : tirotoksikosis),
- menggunakan obat-obat lain (lihat "interaksi obat").
Selama pengobatan dengan glimepirid, kadar gula harus diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan atau bila penggunaan glimepirid yang tidak teratur, maka sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian khusus. Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.



INTERAKSI OBAT


Efek potensiasi penurunan kadar gula darah sampai hipoglikemia dapat terjadi, bila glimepirid diberikan bersama-sama dengan insulin atau obat antidiabetik oral yang lain, obat golongan ACE inhibitor, alopurinol, steroid anabolik dan hormon seks, kloramfenikol, derivat kumarin, penghambat MAO, mikonazol, parasetamol, pentoksifillin (dalam dosis tinggi secara parenteral), fenilbutazon, azapropazon, oksifenbutazon, probenesid, kuinolon, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, tetrasiklin, tritoqualine, trofosfamid. Penurunan sedikit kadar gula darah atau bahkan dapat menimbulkan kenaikan kadar gula darah, apabila glimepirid diberikan bersama-sama dengan asetazolamid, barbiturat, kortikosteroid, diazoksid, diuretik, epinefrin (adrenalin), dan golongan simpatomimetik lain, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi), estrogen dan progesteron, fenotiazin, rifampisin, hormon tiroid. Antagonis reseptor H2, klonidin, dan reserpin dapat menimbulkan efek potensiasi atau bahkan melemahkan efek hipoglikemik-glimepirid.
Di bawah pengaruh obat-obat simpatolitik misalnya antagonis reseptor beta, klonidin, guanetidin, dan reserpin, tanda-tanda adrenergik counter regulation karena hipoglikemia berkurang sampai hilang, sehingga bila diberikan bersama dengan glimepirid akan menutupi gejala-gejala hipoglikemia. Efek derivat kumarin dapat melemahkan atau bahkan menimbulkan efek potensiasi dengan glimepirid. Sedangkan efek yang timbul pada penggunaan alkohol, akut maupun kronik belum dapat diprediksi.



KOMPOSISI :


AMADIAB® - 1 : AMADIAB® - 2 : AMADIAB® - 3 : AMADIAB® - 4 :
Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404A2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404B2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404C2 Kotak, 5 bJisterja.lOjQplet, No. Reg. DKL 0413312404D2
HARUS DENGAN RESEP DOKTER Simpan ditempat sejuk dan kering.
CA-1062.01
PT. LAPI LABORATORIES CIKANDE - INDONESIA


AMADIAB 2
CODE: O14
Harga Per Satuan Terkecil : Rp3,350.00
Amadiab


KOMPOSISI :


Tiap kaplet mengandung glimepirid 1 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 2 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 3 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 4 mg.



FARMAKOLOGI:



Farmakodinamik Glimepirid adalah antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang bekerja dengan merangsang pelepasan insulin dari sel-sel beta pankreas.
Farmakokinetik Glimepirid diabsorpsi hampir sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak (C max) dalam darah dicapai dalam 2-3 jam. Kadar glimepirid darah akan menurun bila diberikan bersama-sama dengan makanan. Volume distribusi glimepirid adalah 8,8 L, dan berikatan dengan protein plasma lebih dari 95%. Glimepirid mengalami metabolisme oksidasi di hati terutama oleh enzim sitokrom P450 II C9. Metabolit glimepirid diekskresi melalui urin sebesar 80-90%, dan sisanya melalui feses.                                                                            



INDIKASI
    
                                                                                      

Untuk penderita diabetes melitus yang tidak bergantung pada insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus, NIDDM atau diabetes melitus tipe II) yang kadar gula darahnya tidak dapat terkontrol walaupun telah melakukan diet, olahraga, atau dengan program penurunan berat badan.



KONTRA INDIKASI


- Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM, atau diabetes melitus tipe I).
- Diabetik ketoasidosis atau ada riwayat diabetik ketoasidosis.
- Prekoma atau koma diabetikum.
Hipersensitif terhadap glimepirid, sulfonilurea lain, sulfonamid, penderita yang mempunyai resiko untuk terjadi reaksi hipersensitif.
- Gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Wanita hamil dan menyusui.

ATURAN PAKAI

- Dosis glimepirid harus dimulai dari dosis terendah dan harus di bawah pengawasan dokter.
- Bila terjadi kealpaan, misalnya lupa minum obat, tidak boleh dikoreksi dengan dosis yang lebih tinggi.
- Dosis awal dan dosis pemeliharaan ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar gula darah dan tes urin secara rutin.
* Dosis awal dan dosis titrasi :
Selalu diawali dengan dosis 1 mg glimepirid sekali sehari. Jika perlu dosis dinaikkan secara bertahap berdasarkan monitoring kadar gula darah dan tes urin, dengan interval misalnya satu sampai 2 minggu, yaitu : 1 mg - 2 mg - 3 mg - 4 mg - 6 mg, dan 8 mg pada kasus tertentu (luar biasa).
* Rentang dosis pada penderita diabetes yang terkontrol dengan baik adalah pada dosis 1 sampai 4 mg glimepirid sehari. Hanya sebagian kecil penderita yang memerlukan dosis lebih dari 6 mg sehari untuk dapat mencapai kadar gula darah yang diharapkan.
* Distribusi dosis : waktu dan distribusi dosis ditetapkan oleh dokter. Tetapi biasanya dosis tunggal glimepirid sudah memadai. Glimepirid diberikan segera sebelum makan pagi atau sebelum makan makanan utama yang merupakan makanan pertama pada hari tersebut. Penting diperhatikan agar jangan menggunakan glimepirid tanpa dilanjutkan dengan makan.



Pertimbangan lain dalam pemberian dosis :



Bila terdapat sensitivitas berupa peningkatan insulin yang berlebihan akibat glimepirid, sebaiknya pemberian glimepirid dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia harus dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang dilakukan secara bertahap, Pemberian dosis sebaiknya disertai dengan perbaikan berat badan dan perbaikan pola makan.                                                       


Lama pengobatan :



Pengobatan dengan glimepirid merupakan pengobatan jangka panjang.


Peralihan dari obat antidiabetik oral lain ke glimepirid :



Tidak terdapat hubungan yang nyata antara dosis glimepirid dengan obat antidiabetik oral lainnya. Harus dipertimbangkan efek potensiasi dan pengaruh duration of action masing - masing obat berkaitan dengan resiko hipoglikemia.


Cara pemberian :



Glimepirid hams ditelan (tanpa dikunyah) dengan air secukupnya (+ 1/2 gelas).



EFEK SAMPING


- Hipoglikemia dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, takikardia, lapar, dan Iain-Iain.
- Mata : gangguan penglihatan yang sesaat.
- Saluran cerna : mual, muntah, perasaan penuh/tertekan pada epigastrium, nyeri abdomen, dan diare.
- Hati : gangguan fungsi hati.
- Darah : dapat terjadi gangguan pada darah walaupun relatif jarang terjadi seperti anemia hemolitik, eritrositopenia, leukopenia, granulositopenia, agranulositosis, trombositopenia, dan pansitopenia,
- Lain-lain : reaksi alergi, misalnya urtikaria atau kulit kemerahan yang dapat berlanjut atau disertai gejala sesak nafas dan hipotensi sampai terjadi syok. Jika gejala urtikaria timbul, dokter harus waspada akan timbulnya gejala-gejala lanjutan tersebut.


PERINGATAN DAN PERHATIAN



Sebelum memulai pengobatan, penderita harus diberitahu efek samping atau resiko penggunaan
glimepirid dan pentingnya diet dan atau olah raga agar tercapai kadar gula darah yang
diharapkan.
Pada minggu-minggu pertama pengobatan dapat terjadi resiko hipoglikemia. Faktor-faktor yang
mempermudah timbulnya hipoglikemia adalah :

- Kemalasan/ketidakpatuhan   (unwillingness),
- makan tidak teratur, undernutrition, sedang puasa,
- perubahan pola diet,
- mengkonsumsi alkohol (terutama bila disertai intake makanan yang kurang),
- kelainan fungsi ginjal,
- kelainan fungsi hati vang parah,
- dosis berlebihan (overdosis),
- adanya penyakit-penyakit sistim endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat (misalnya : tirotoksikosis),
- menggunakan obat-obat lain (lihat "interaksi obat").
Selama pengobatan dengan glimepirid, kadar gula harus diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia
atau hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan atau bila penggunaan glimepirid yang tidak teratur, maka
sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian khusus. Khasiat dan keamanan penggunaan pada
anak-anak belum diketahui dengan pasti.



INTERAKSI OBAT


Efek potensiasi penurunan kadar gula darah sampai hipoglikemia dapat terjadi, bila glimepirid
diberikan bersama-sama dengan insulin atau obat antidiabetik oral yang lain, obat golongan ACE
inhibitor, alopurinol, steroid anabolik dan hormon seks, kloramfenikol, derivat kumarin, penghambat MAO, mikonazol, parasetamol, pentoksifillin (dalam dosis tinggi secara parenteral), fenilbutazon, azapropazon, oksifenbutazon, probenesid, kuinolon, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, tetrasiklin,
tritoqualine, trofosfamid. Penurunan sedikit kadar gula darah atau bahkan dapat menimbulkan kenaikan kadar gula darah, apabila glimepirid diberikan bersama-sama dengan asetazolamid, barbiturat, kortikosteroid, diazoksid, diuretik, epinefrin (adrenalin), dan golongan simpatomimetik lain, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi), estrogen dan progesteron, fenotiazin, rifampisin, hormon tiroid. Antagonis reseptor H2, klonidin, dan reserpin dapat menimbulkan efek potensiasi atau bahkan melemahkan efek hipoglikemik-glimepirid. Di bawah pengaruh obat-obat simpatolitik misalnya antagonis reseptor beta, klonidin, guanetidin, dan reserpin, tanda-tanda adrenergik counter regulation karena hipoglikemia berkurang sampai hilang, sehingga bila diberikan bersama dengan glimepirid akan menutupi gejala-gejala hipoglikemia. Efek derivat kumarin dapat melemahkan atau bahkan menimbulkan efek potensiasi dengan glimepirid. Sedangkan efek yang timbul pada penggunaan alkohol, akut maupun kronik belum
dapat diprediksi.



KOMPOSISI :


AMADIAB® - 1 : AMADIAB® - 2 : AMADIAB® - 3 : AMADIAB® - 4 :
Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404A2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404B2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404C2 Kotak, 5 bJisterja.lOjQplet, No. Reg. DKL 0413312404D2
HARUS DENGAN RESEP DOKTER Simpan ditempat sejuk dan kering.
CA-1062.01
PT. LAPI LABORATORIES CIKANDE - INDONESIA

                                                                            

AMADIAB 3
CODE: O15
Harga Per Satuan Terkecil : Rp4,500.00
Amadiab


KOMPOSISI :


AMADIAB* ■ AMADIAB® ■ AMADIAB® ■ AMADIAB® ■


Tiap kaplet mengandung glimepirid 1 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 2 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 3 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 4 mg.



FARMAKOLOGI :


Farmakodinamik Glimepirid adalah antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang bekerja dengan merangsang pelepasan insulin dari sel-sel beta pankreas. Farmakokinetik Glimepirid diabsorpsi hampir sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak (C max) dalam darah dicapai dalam 2-3 jam. Kadar glimepirid darah akan menurun bila diberikan bersama-sama dengan makanan. Volume distribusi glimepirid adalah 8,8 L, dan berikatan dengan protein plasma lebih dari 95%. Glimepirid mengalami metabolisme oksidasi di hati terutama oleh enzim sitokrom P450 II C9. Metabolit glimepirid diekskresi melalui urin sebesar 80-90%, dan sisanya melalui feses.



INDIKASI


Untuk penderita diabetes melitus yang tidak bergantung pada insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus, NIDDM atau diabetes melitus tipe II) yang kadar gula darahnya tidak dapat terkontrol walaupun telah melakukan diet, olahraga, atau dengan program penurunan berat badan.



KONTRA INDIKASI


- Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM, atau diabetes melitus tipe I).
- Diabetik ketoasidosis atau ada riwayat diabetik ketoasidosis.
- Prekoma atau koma diabetikum.
- Hipersensitif terhadap glimepirid, sulfonilurea lain, sulfonamid, penderita yang mempunyai resiko untuk terjadi reaksi hipersensitif.
- Gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Wanit hamil dan menyusui.

ATURAN PAKAI

- Dosis glimepirid harus dimulai dari dosis terendah dan harus di bawah pengawasan dokter.
- Bila terjadi kealpaan, misalnya lupa minum obat, tidak boleh dikoreksi dengan dosis yang lebih tinggi.
- Dosis awal dan dosis pemeliharaan ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar gula darah dan tes urin secara rutin.
* Dosis awal dan dosis titrasi :
Selalu diawali dengan dosis 1 mg glimepirid sekali sehari. Jika perlu dosis dinaikkan secara bertahap berdasarkan monitoring kadar gula darah dan tes urin, dengan interval misalnya satu sampai 2 minggu, yaitu : 1 mg - 2 mg - 3 mg - 4 mg - 6 mg, dan 8 mg pada kasus tertentu (luar biasa).
* Rentang dosis pada penderita diabetes yang terkontrol dengan baik adalah pada dosis 1 sampai 4 mg glimepirid sehari. Hanya sebagian kecil penderita yang memerlukan dosis lebih dari 6 mg sehari untuk dapat mencapai kadar gula darah yang diharapkan.
* Distribusi dosis : waktu dan distribusi dosis ditetapkan oleh dokter. Tetapi biasanya dosis tunggal glimepirid sudah memadai. Glimepirid diberikan segera sebelum makan pagi atau sebelum makan makanan utama yang merupakan makanan pertama pada hari tersebut. Penting diperhatikan agar jangan menggunakan glimepirid tanpa dilanjutkan dengan makan.


Pertimbangan lain dalam pemberian dosis :


Bila terdapat sensitivitas berupa peningkatan insulin yang berlebihan akibat glimepirid, sebaiknya pemberian glimepirid dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia harus dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang dilakukan secara bertahap, Pemberian dosis sebaiknya disertai dengan perbaikan berat badan dan perbaikan pola makan. Lama pengobatan Pengobatan dengan glimepirid merupakan pengobatan jangka panjang.



Peralihan dari obat antidiabetik oral lain ke glimepirid :


Tidak terdapat hubungan yang nyata antara dosis glimepirid dengan obat antidiabetik oral lainnya. Harus dipertimbangkan efek potensiasi dan pengaruh duration of action masing - masing obat berkaitan dengan resiko hipoglikemia.


Cara pemberian :


Glimepirid hams ditelan (tanpa dikunyah) dengan air secukupnya (+ 1/2 gelas).



EFEK SAMPING


- Hipoglikemia dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, takikardia, lapar, dan Iain-Iain.
- Mata : gangguan penglihatan yang sesaat.
- Saluran cerna : mual, muntah, perasaan penuh/tertekan pada epigastrium, nyeri abdomen, dan diare.
- Hati : gangguan fungsi hati.
- Darah : dapat terjadi gangguan pada darah walaupun relatif jarang terjadi seperti anemia hemolitik, eritrositopenia, leukopenia, granulositopenia, agranulositosis, trombositopenia, dan pansitopenia,
- Lain-lain : reaksi alergi, misalnya urtikaria atau kulit kemerahan yang dapat berlanjut atau disertai gejala sesak nafas dan hipotensi sampai terjadi syok. Jika gejala urtikaria timbul, dokter harus waspada akan timbulnya gejala-gejala lanjutan tersebut.


PERINGATAN DAN PERHATIAN


Sebelum memulai pengobatan, penderita harus diberitahu efek samping atau resiko penggunaan glimepirid dan pentingnya diet dan atau olah raga agar tercapai kadar gula darah yang diharapkan. Pada minggu-minggu pertama pengobatan dapat terjadi resiko hipoglikemia. Faktor-faktor yang mempermudah timbulnya hipoglikemia adalah :

- Kemalasan/ketidakpatuhan (unwillingness),
- makan tidak teratur, undernutrition, sedang puasa,
- perubahan pola diet,
- mengkonsumsi alkohol (terutama bila disertai intake makanan yang kurang),
- kelainan fungsi ginjal,
- kelainan fungsi hati vang parah,
- dosis berlebihan (overdosis),
- adanya penyakit-penyakit sistim endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat (misalnya : tirotoksikosis),
- menggunakan obat-obat lain (lihat "interaksi obat").

Selama pengobatan dengan glimepirid, kadar gula harus diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan atau bila penggunaan glimepirid yang tidak teratur, maka sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian khusus. Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.



INTERAKSI OBAT


Efek potensiasi penurunan kadar gula darah sampai hipoglikemia dapat terjadi, bila glimepirid diberikan bersama-sama dengan insulin atau obat antidiabetik oral yang lain, obat golongan ACE inhibitor, alopurinol, steroid anabolik dan hormon seks, kloramfenikol, derivat kumarin, penghambat MAO, mikonazol, parasetamol, pentoksifillin (dalam dosis tinggi secara parenteral), fenilbutazon, azapropazon, oksifenbutazon, probenesid, kuinolon, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, tetrasiklin, tritoqualine, trofosfamid. Penurunan sedikit kadar gula darah atau bahkan dapat menimbulkan kenaikan kadar gula darah, apabila glimepirid diberikan bersama-sama dengan asetazolamid, barbiturat, kortikosteroid, diazoksid, diuretik, epinefrin (adrenalin), dan golongan simpatomimetik lain, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi), estrogen dan progesteron, fenotiazin, rifampisin, hormon tiroid. Antagonis reseptor H2, klonidin, dan reserpin dapat menimbulkan efek potensiasi atau bahkan melemahkan efek hipoglikemik-glimepirid. Di bawah pengaruh obat-obat simpatolitik misalnya antagonis reseptor beta, klonidin, guanetidin, dan reserpin, tanda-tanda adrenergik counter regulation karena hipoglikemia berkurang sampai hilang, sehingga bila diberikan bersama dengan glimepirid akan menutupi gejala-gejala hipoglikemia. Efek derivat kumarin dapat melemahkan atau bahkan menimbulkan efek potensiasi dengan glimepirid. Sedangkan efek yang timbul pada penggunaan alkohol, akut maupun kronik belum dapat diprediksi.


KOMPOSISI :


AMADIAB® - 1 : AMADIAB® - 2 : AMADIAB® - 3 : AMADIAB® - 4 :
Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404A2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404B2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404C2 Kotak, 5 bJisterja.lOjQplet, No. Reg. DKL 0413312404D2
HARUS DENGAN RESEP DOKTER Simpan ditempat sejuk dan kering.
CA-1062.01
PT. LAPI LABORATORIES CIKANDE - INDONESIA


AMADIAB 4
CODE: O16
Harga Per Satuan Terkecil : Rp5,650.00
Amadiab



KOMPOSISI :

AMADIAB* ■ AMADIAB® ■ AMADIAB® ■ AMADIAB® ■


Tiap kaplet mengandung glimepirid 1 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 2 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 3 mg. Tiap kaplet mengandung glimepirid 4 mg.



FARMAKOLOGI :


Farmakodinamik Glimepirid adalah antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang bekerja dengan merangsang pelepasan insulin dari sel-sel beta pankreas.
Farmakokinetik Glimepirid diabsorpsi hampir sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak (C max) dalam darah dicapai dalam 2-3 jam. Kadar glimepirid darah akan menurun bila diberikan bersama-sama dengan makanan. Volume distribusi glimepirid adalah 8,8 L, dan berikatan dengan protein plasma lebih dari 95%. Glimepirid mengalami metabolisme oksidasi di hati terutama oleh enzim sitokrom P450 II C9. Metabolit glimepirid diekskresi melalui urin sebesar 80-90%, dan sisanya melalui feses.


INDIKASI


Untuk penderita diabetes melitus yang tidak bergantung pada insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus, NIDDM atau diabetes melitus tipe II) yang kadar gula darahnya tidak dapat terkontrol walaupun telah melakukan diet, olahraga, atau dengan program penurunan berat badan.


KONTRA INDIKASI


- Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM, atau diabetes melitus tipe I).
- Diabetik ketoasidosis atau ada riwayat diabetik ketoasidosis.
- Prekoma atau koma diabetikum.
- Hipersensitif terhadap glimepirid, sulfonilurea lain, sulfonamid, penderita yang mempunyai resiko untuk terjadi reaksi hipersensitif.
- Gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Wanit hamil dan menyusui.

ATURAN PAKAI

- Dosis glimepirid harus dimulai dari dosis terendah dan harus di bawah pengawasan dokter.
- Bila terjadi kealpaan, misalnya lupa minum obat, tidak boleh dikoreksi dengan dosis yang lebih tinggi.
- Dosis awal dan dosis pemeliharaan ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar gula darah dan tes urin secara rutin.
* Dosis awal dan dosis titrasi :
Selalu diawali dengan dosis 1 mg glimepirid sekali sehari. Jika perlu dosis dinaikkan secara bertahap berdasarkan monitoring kadar gula darah dan tes urin, dengan interval misalnya satu sampai 2 minggu, yaitu : 1 mg - 2 mg - 3 mg - 4 mg - 6 mg, dan 8 mg pada kasus tertentu (luar biasa).
* Rentang dosis pada penderita diabetes yang terkontrol dengan baik adalah pada dosis 1 sampai 4 mg glimepirid sehari. Hanya sebagian kecil penderita yang memerlukan dosis lebih dari 6 mg sehari untuk dapat mencapai kadar gula darah yang diharapkan.
* Distribusi dosis : waktu dan distribusi dosis ditetapkan oleh dokter. Tetapi biasanya dosis tunggal glimepirid sudah memadai. Glimepirid diberikan segera sebelum makan pagi atau sebelum makan makanan utama yang merupakan makanan pertama pada hari tersebut. Penting diperhatikan agar jangan menggunakan glimepirid tanpa dilanjutkan dengan makan.


Pertimbangan lain dalam pemberian dosis :

Bila terdapat sensitivitas berupa peningkatan insulin yang berlebihan akibat glimepirid, sebaiknya pemberian glimepirid dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia harus dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang dilakukan secara bertahap, Pemberian dosis sebaiknya disertai dengan perbaikan berat badan dan perbaikan pola makan. Lama pengobatan Pengobatan dengan glimepirid merupakan pengobatan jangka panjang.



Peralihan dari obat antidiabetik oral lain ke glimepirid :


Tidak terdapat hubungan yang nyata antara dosis glimepirid dengan obat antidiabetik oral lainnya. Harus dipertimbangkan efek potensiasi dan pengaruh duration of action masing - masing obat berkaitan dengan resiko hipoglikemia.


Cara pemberian :


Glimepirid hams ditelan (tanpa dikunyah) dengan air secukupnya (+ 1/2 gelas).


EFEK SAMPING

- Hipoglikemia dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, takikardia, lapar, dan Iain-Iain.
- Mata : gangguan penglihatan yang sesaat.
- Saluran cerna : mual, muntah, perasaan penuh/tertekan pada epigastrium, nyeri abdomen, dan diare.
- Hati : gangguan fungsi hati.
- Darah : dapat terjadi gangguan pada darah walaupun relatif jarang terjadi seperti anemia hemolitik, eritrositopenia, leukopenia, granulositopenia, agranulositosis, trombositopenia, dan pansitopenia,
- Lain-lain : reaksi alergi, misalnya urtikaria atau kulit kemerahan yang dapat berlanjut atau disertai gejala sesak nafas dan hipotensi sampai terjadi syok. Jika gejala urtikaria timbul, dokter harus waspada akan timbulnya gejala-gejala lanjutan tersebut.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

Sebelum memulai pengobatan, penderita harus diberitahu efek samping atau resiko penggunaan glimepirid dan pentingnya diet dan atau olah raga agar tercapai kadar gula darah yang diharapkan. Pada minggu-minggu pertama pengobatan dapat terjadi resiko hipoglikemia. Faktor-faktor yang mempermudah timbulnya hipoglikemia adalah :

- Kemalasan/ketidakpatuhan (unwillingness),
- makan tidak teratur, undernutrition, sedang puasa,
- perubahan pola diet,
- mengkonsumsi alkohol (terutama bila disertai intake makanan yang kurang),
- kelainan fungsi ginjal,
- kelainan fungsi hati vang parah,
- dosis berlebihan (overdosis),
- adanya penyakit-penyakit sistim endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat (misalnya : tirotoksikosis),
- menggunakan obat-obat lain (lihat "interaksi obat").
Selama pengobatan dengan glimepirid, kadar gula harus diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan atau bila penggunaan glimepirid yang tidak teratur, maka sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian khusus. Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.


INTERAKSI OBAT


Efek potensiasi penurunan kadar gula darah sampai hipoglikemia dapat terjadi, bila glimepirid diberikan bersama-sama dengan insulin atau obat antidiabetik oral yang lain, obat golongan ACE inhibitor, alopurinol, steroid anabolik dan hormon seks, kloramfenikol, derivat kumarin, penghambat MAO, mikonazol, parasetamol, pentoksifillin (dalam dosis tinggi secara parenteral), fenilbutazon, azapropazon, oksifenbutazon, probenesid, kuinolon, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, tetrasiklin, tritoqualine, trofosfamid. Penurunan sedikit kadar gula darah atau bahkan dapat menimbulkan kenaikan kadar gula darah, apabila glimepirid diberikan bersama-sama dengan asetazolamid, barbiturat, kortikosteroid, diazoksid, diuretik, epinefrin (adrenalin), dan golongan simpatomimetik lain, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi), estrogen dan progesteron, fenotiazin, rifampisin, hormon tiroid. Antagonis reseptor H2, klonidin, dan reserpin dapat menimbulkan efek potensiasi atau bahkan melemahkan efek hipoglikemik-glimepirid. Di bawah pengaruh obat-obat simpatolitik misalnya antagonis reseptor beta, klonidin, guanetidin, dan reserpin, tanda-tanda adrenergik counter regulation karena hipoglikemia berkurang sampai hilang, sehingga bila diberikan bersama dengan glimepirid akan menutupi gejala-gejala hipoglikemia. Efek derivat kumarin dapat melemahkan atau bahkan menimbulkan efek potensiasi dengan glimepirid. Sedangkan efek yang timbul pada penggunaan alkohol, akut maupun kronik belum dapat diprediksi.


KOMPOSISI :

AMADIAB® - 1 : AMADIAB® - 2 : AMADIAB® - 3 : AMADIAB® - 4 :
Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404A2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404B2 Kotak, 5 blister @ 10 kaplet, No. Reg. DKL 0413312404C2 Kotak, 5 bJisterja.lOjQplet, No. Reg. DKL 0413312404D2
HARUS DENGAN RESEP DOKTER Simpan ditempat sejuk dan kering.
CA-1062.01
PT. LAPI LABORATORIES CIKANDE - INDONESIA

AMARYL 1mg
CODE: O1
Harga Per Satuan Terkecil : Rp2,800.00
AMARYL



KOMPOSISI :

Glimepirida 1 mg ; 2 mg ; 3 mg ; 4 mg ;


INDIKASI :

Diabetes mellitus tergantung insulin tipe I, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma  diabetes, hipersensitivitas terhadap glimepirida, sulfonilurea lain,sulfonamida lain : wanita hamil dan menyusui.


EFEK SAMPING :

Hipoglikemia, gangguan penglihatan.


DOSIS :

Dosis awal : 1 x sehari 1 mg , peningkatan dosis tergantung kadar gula darah penderita.


KEMASAN :


( HNA + ) Dos 5 x 10 tablet  1 mg ; 5 x 10 tablet 2 mg ; 5 x 10 3 mg ; 5 x 10 4 mg.

AMARYL 2mg
CODE: O2
Harga Per Satuan Terkecil : Rp5,100.00
AMARYL




KOMPOSISI :


Glimepirida 1 mg ; 2 mg ; 3 mg ; 4 mg ;


INDIKASI :

Diabetes mellitus tergantung insulin tipe I, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma  diabetes, hipersensitivitas terhadap glimepirida, sulfonilurea lain,sulfonamida lain : wanita hamil dan menyusui.


EFEK SAMPING :


Hipoglikemia, gangguan penglihatan.


DOSIS :

Dosis awal : 1 x sehari 1 mg , peningkatan dosis tergantung kadar gula darah penderita.


KEMASAN :

( HNA + ) Dos 5 x 10 tablet  1 mg ; 5 x 10 tablet 2 mg ; 5 x 10 3 mg ; 5 x 10 4 mg.

AMARYL 3mg
CODE: O3
Harga Per Satuan Terkecil : Rp6,750.00
AMARYL



KOMPOSISI :


Glimepirida 1 mg ; 2 mg ; 3 mg ; 4 mg ;


INDIKASI :

Diabetes mellitus tergantung insulin tipe I, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma  diabetes, hipersensitivitas terhadap glimepirida, sulfonilurea lain,sulfonamida lain : wanita hamil dan menyusui.


EFEK SAMPING :

Hipoglikemia, gangguan penglihatan.


DOSIS :

Dosis awal : 1 x sehari 1 mg , peningkatan dosis tergantung kadar gula darah penderita.


KEMASAN :

( HNA + ) Dos 5 x 10 tablet  1 mg ; 5 x 10 tablet 2 mg ; 5 x 10 3 mg ; 5 x 10 4 mg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar