Jumat, 30 Juli 2010

Kehancuran Dunia

Ramalan-Ramalan Tentang Hancurnya Alam

Sesungguhnya hanya di sisi Allah-lah pengetahuan tentang Kiamat(QS. Luqman [31]:34)
SUDAH menjadi kehendak allah subhânahu wata‘âlâ bahwa setiap sesuatu selain dzat-nya akan mengalami kehancuran, kecuali sesuatu yang dia kehendaki kekal, seperti surga, neraka, dll. adapun alam semesta beserta isinya memang di kehendaki hancur oleh allah ketika sudah tiba masanya.
Dalam al-Qur’an, kehancuran alam semesta ini diungkapkan dengan berbagai istilah, di antaranya adalah Yaumul-‘Asîr, Yaumul-Khulûd, Yaumul-Jâmi’, Yaumul-Jazâ’, Yaumul-Haqq, al-Fashl, al-Qiyâmah, as-Sâ’ah, al-Qâri’ah, al-Wâqi’ah, dan al-Hâqqah.
Al-Qur’an sering menggambarkan fenomena-fenomena alam yang terjadi ketika Kiamat itu tiba, sebagaiman dalam QS. Al-Qari’ah: 4-6 “Tahukah kamu apa Hari Kiamat iru? Pada hari itu manusia bagaikan anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihamburkan”. Gambaran peristiwa Kiamat juga dijabarkan dalam ayat-ayat yang lain, di antarnya al-Mursalat [77]: 8-10, an-Naba’ [78]: 18-20, al-Haqqah [69] : 13, at-Takwir [81: 1, al-Infithar [82]:

Waktu Kiamat
Dalam al-Qur’an dan Hadis tidak ada penjelasan secara mendetail tentang kapan Kiamat akan terjadi. Penjelasan dalam al-Quran dan Hadis lebih ditekankan pada tanda-tanda, situasi serta fenomena alam yang terjadi menjelang Kiamat. Bahkan datangnya Hari Kiamat dirahasiakan dan menjadi misteri yang tidak diketahui siapapun, sebagaimana ditegaskan oleh Allah Subhânahu wata‘âlâ dalam Firman-Nya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat, bilakah tejadinya. Katakanlah (Muhammad) pengetahuan tentang Kiamat itu hanya ada pada sisi Tuhanku, tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan hari kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba” (QS. Al-A’raf [7]: 187).
Dalam sebuah Hadis Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasalllam bersabda: “Kiamat sungguh akan terjadi ketika manusia sedang mengunyah makanan dan tidak sempat menelannya” (HR. Bukhari). Hadis ini mengindisikan bahwa manusia tidak mempunyai kesiapan sama sekali untuk menyambut datangnya Kiamat disebabkan mereka tidak tahu kapan Hari Kiamat itu tiba, sehingga Kiamat terjadi ketika manusia dalam keadaan lengah.
Para ulama mengatakan bahwa hikmah dirahasiakannya kehadiran Hari Kiamat ialah agar manusia selalu waspada. Dengan demikian manusia lebih terdorong untuk selalu taat dan takut untuk berbuat maksiat, sebab andai manusia tahu tentang waktu datangnya Kiamat, maka orang-orang akan lalai dan mengakhirkan tobat sampai hari ketika Kiamat sudah dekat.”
Namun demikian, meskipun Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasalllam tidak tahu secara detail kapan terjadinya Kiamat, akan tetapi Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasalllam mengetahui tanda-tanda-Nya. Nabi bersabda: “Aku diutus (menjadi Rasul), sedangkan (jarak antara keterutusanku dan) Kiamat adalah seperti dua jari ini (Nabi berisyarat dengan jari manis dan telunjuknya)” (HR, Tirmidzi). Dalam Hadis dari Ibnu Umar juga diriwayatkan: “Sesungguhnya masa kalian ialah ibarat masa dari shalat Ashar sampai shalat Maghrib” (HR. Bukhari-Muslim). Hadis-hadis ini memberikan informasi bahwa jarak antara masa Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasalllam dan Hari Kiamat tidak panjang.

Beberapa Ramalan
Ada beberapa pendapat yang meramalkan tentang masa hancurnya alam semesta. Kitabhul-Ma’ânî (V/135) karya Syihabuddin as-Sayyid Muhammad al-Alusiy al-Baghdadi (w. 127 H), mengutip Imam Jalaluddin as-Sayuthi, memprediksikan umur alam semesta ini ialah 7000 tahun, sedangkan menurutnya Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasalllam diutus pada pada masa-masa akhir 6000-an dari usia alam semesta.
Bahkan Imam al-Sayuthi dalam risalahnya al-Kasyfu ‘an Mujawazati Hadzihil-Ummat al-Alfa, menjelaskan bahwa masa umat Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasalllam ialah lebih dari 1000 tahun dan tidak sampai bertambah 500 tahun dari 1000 tahun tersebut.
Sementara itu, sebagian ahli astronomi mengatakan bahwa usia alam semesta ini akan berakhir ketika semua gugusan bintang (burûj) yang dua belas berhenti berputar. Menurut mereka, setiap gugusan bintang akan berhenti berputar dan menetap pada orbitnya dalam jangka 3000 tahun. Jadi menurut pendapat ini, dunia ini akan hancur bila sudah mencapai usia 36,000 tahun; hasil perkalian 3000 tahun dengan 12 gugusan bintang.
Ada pendapat lain dari Bathalimus, yang memprediksikan bahwa usia alam semesta ialah 25,952 tahun 6 bulan 21 hari 12 jam, dengan rincian masa peredaran setiap gugusan bintang ialah 2162 tahun 8 bulan 16 hari 19 jam dikalikan 12 burûj.
Bagaimanapun, pendapat-pendapat di atas hanyalah sebatas prediksi-prediksi yang di dasarkan pada prasangka tanpa adanya bukti yang akurat. Dan, menurut pendapat yang haqq, tidak ada yang tahu secara pasti tanggal berapa, hari apa, dan pada tahun keberapa alam semesta ini akan hancur secara total.
Namun yang pasti, Kiamat itu pasti terjadi, sebagaimana firman Allah Subhânahu wata‘âlâ, “Seseungguhnya Kiamat itu pasti datang, dan tidak ada keraguan padanya.” (QS. Al-Hajj [22]: 7). Tidak ada yang tahu secara pasti kapan Kiamat itu terjadi, selain Allah Subhânahu wata‘âlâ. Wallâhu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar